Gagal Merencanakan sama dengan Merencanakan untuk Gagal: Goal & Habit Settings

Saat kita tergabung dalam grup ini* sebagian kita punya minimal 1 goal terkait membaca. Misalnya, ingin membaca buku atau ingin membangun kebiasaan membaca. Tapi ada juga yang belum tentu merencanakan goalnya.

Merencanakan goal itu penting karena waktu, tenaga dan energi kita terbatas. Goal yg direncanakan akan memberikan arah/target yang jelas sehingga kita dapat fokus mengelola seluruh waktu, tenaga dan energi kita. Dengan cara ini kita akan jauh lebih produktif. Tanpa target yang jelas kita hanya menyia-nyiakan waktu, tenaga dan energi kita karena untuk jangka panjang kita kehilangan fokus dan mudah terdistraksi. Ingat bahwa ada banyak hal yang mendistorsi orientasi kita. Jika kita tidak punya fokus dan komitmen yang kuat, maka kita akan gagal di tengah jalan.

Fokus dan komitmen yang kuat terbentuk dari goal yang disetting dengan jelas. Goal setting di sini berarti kita mulai menyusun apa target yg akan kita capai dalam 1 tahun ini. Misalnya, kembali ke contoh di atas, kalau target kita adalah “supaya bisa membaca buku”, maka target itu tidak jelas sehingga tidak cukup kuat untuk membuat kita fokus. Ini adalah salah satu penyebab mengapa kita gagal mencapai goal. Ini juga menyebabkan mengapa resolusi tahunan kita sering gagal. Goal yang jelas di sini haruslah SMART: Specific (detail), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat terealisasi), Realistic (sesuai kemampuan) dan Time bound (ada batasan waktu). Penentuan goal yang SMART akan membuat kita jauh lebih fokus, tidak mudah kehilangan arah karena ada komitmen pribadi untuk maju. Jadi, penentuan goal yg smart misalnya: “Sepanjang tahun 2023 saya akan membaca 50 buku dengan berbagai genre dan berbagai format (termasuk audiobook & eBook)”.

Goal di atas perlu kita breakdown menjadi goal harian Kita perlu punya goal harian yang SMART yang bisa disebut sebagai habit yang terbentuk dari rutinitas harian yang didesain dalam format Micro Habit. Artinya, desain habit dalam skala mikro akan membawa kita berhasil mencapai goal kita karena habit baru bisa dibangun kalau kita mendesainnya secara Micro. Desain habit secara micro akan membuat kita mudah mencapai goal karena lebih achievable dan realistis dengan berbagai kesibukan dan kondisi kita. Lagi, micro habit di atas perlu kita atur secara SMART dan tersinkron dengan Goal kita di atas. Misalnya, “setiap hari saya akan membaca minimal 2 lembar (4 halaman) buku”. Ini adalah Rutinitas dalam daily basis. Kenapa harus daily basis? Karena justru habit baru akan lebih MUDAH terbentuk kalau kita melatihnya dalam rutinitas harian bukan mingguan apalagi bulanan. Makin sering atau makin tinggi intensitas latihan kita dalam membangun “otot habit” kita, maka makin cepat dan makin mudah habit itu terbentuk. Untuk awal sebaiknya bisa mulai dengan satu habit baru dulu. Setelah itu baru bisa desain habit baru berikutnya.

Micro habit yang didesain harus cukup mikro agar ACHIEVABLE dan REALISTIS dengan berbagai kesibukan kita. Kadang kala kita bisa membaca 100 lembar buku per hari, tapi ingat bahwa adakalanya muncul kesibukan lainnya yang dapat menghambat kita untuk membaca hingga 100 lembar per hari. Ini belum termasuk rasa malas yang muncul sehingga membuat kita menunda untuk membaca. Jadi, kalau kita menetapkan untuk membaca 100 lembar per hari, maka kita harus cukup realistis bahwa sepanjang tahun tidak ada kesibukan secara berarti yang akan mengganggu kita untuk konsisten agar habit kita terbangun dan goal kita tercapai. Namun kalau kita termasuk yang sibuk dan baru mulai membangun habit membaca sebagai habit baru, maka saya sangat menyarankan agar kita memulai dengan target minimal yang realistis seperti membaca 2 lembar buku per hari di atas. Ingat bahwa itu adalah target minimal. Artinya kalau kita benar-benar sibuk dan malas kita masih bisa membaca minimal dua lembar buku dalam satu hari. Sedangkan kalau tidak sibuk, maka kita bisa membaca lebih dari dua lembar per hari.

Bagaimana kalau kita tidak sanggup membaca dua lembar buku per hari? Silakan diatur ke habit yang lebih mikro lagi. Misalnya, membaca 1 lembar per hari atau 1 halaman per hari atau malah 1 paragraf per hari. Poinnya adalah dalam membentuk habit itu upayakan agar bisa kita capai sesuai kemampuan terkecil kita, realistis agar KONSISTEN terbangun setiap harinya. Bagaimana kalau bolong 1 hari? It’s okay. Asalkan jangan lewat dua hari (2-day-rule). Dengan demikian maka habit itu akan permanen dan menjadi otomatis sehingga goal kita dalam tahun ini bisa tercapai. Menurut studi 2009 yang diterbitkan dalam European Journal of Social Psychology, pembentukan habit baru dapat memakan waktu antara 18 hingga 254 hari. Jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan agar perilaku otomatis dilakukan adalah 66 hari.

Jika desain habit kita sudah terencana dengan baik, maka 50% kemungkinan kita akan berhasil mencapai goal kita. Kok 50%? Iya, masih ada satu faktor penting yang secara signifikan mempengaruhi keberhasilan mencapai goal, yaitu System Design pada habit harian kita. Tentang desain sistem ini akan saya bahas secara khusus pada bagian lanjutan dari tulisan ini.

Jadi, bermimpi saja tidak cukup. Punya goal yang SMART itu penting. Lebih penting lagi punya breakdown rencana membangun habit harian yang SMART dan mendesain sistem habit yang tepat supaya kita tidak gagal dalam merencanakan dan lebih produktif.

*catatan: tulisan ini adalah refleksi saya terhadap project sosial membaca bersama Komunitas Rote Book Club yang saya pikir relevan dengan siapapun yang ingin membangun habit baru atau mendesain goal tahunan.

Tinggalkan komentar